(Foundation) I have a dream

Apakah kamu mempunyai mimpi? Walo banyak orang berkata..makan tuh mimpi namun aku tidak pernah takut punya mimpi. Bagiku mempunyai mimpi itu bagian dari motivasi dalam berikhtiar. Ya aku punya mimpi menjadi seorang ibu yang baik (memangnya aku belum baik sekarang? bisa jadi). Aku membaca dan mendengar tentang komunitas Ibu Profesional sudah sejak tahun lalu, aku lupa awalnya dari mana namun aku tertarik. Hingga pada awal tahun ini aku mengetahui ada pendaftaran program matrikulasi di kelas Institut Ibu Profesional (IIP) ini, sayangnya waktu itu aku terlambat mendaftar.  Aku sempat bertanya ke IG IIP, kapan akan diadakan pendaftaran lagi? dan mendapatkan informasi bahwa pendaftaran dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu awal tahun dan pertengahan tahun. Akhirnya aku ikuti informasi terkait IIP ini dan aku pun melakukan pendaftaran pada bulan Mei kemarin. Alhamdulillah dari proses seleksi aku dinyatakan lulus untuk masuk di kelas Matrikulasi. Bersama sekitar 36 teman sekelas yang lulus, aku masuk di kelas Matrikulasi Bandung 3.

Sebelum memasuki kelas Matrikulasi, kami tergabung di dalam grup WA di kelas Foundation yang merupakan kelas dasar pembekalan untuk masuk kelas Matrikulasi. Kelas Foundation ini kami ikuti selama kurang lebih 2 minggu. Dari kelas Foundation ini kami mengetahui bahwa mengikuti kelas online yang utama adalah komitmen, disiplin dan konsisten. Diusahakan sebaik mungkin kita tidak terlambat dalam memasuki kelas diskusi online (apabila tidak ingin menanjak chat yang bisa jadi hingga ratusan) karena hal ini cukup akan mengurangi minat dan semangat untuk belajar. Walaupun belum ada tugas di kelas Foundation namun materi diberikan sesuai jadwal yang sudah dibagikan di awal kegiatan dan semua harus dipatuhi. Disini Aku mengenal istilah GFoS (Gadget Free on Saturday and Sunday) yang artinya pada kedua hari tersebut diusahakan tidak ada diskusi apapun, dan kalo bisa kita bisa menerapkannya juga di dalam keluarga. Di dalam kelas Foundation ini kami didampingi oleh Fasilitator.

Setelah 2 minggu berjalan dan kelas Foundation selesai kami tempuh, masuklah kami di kelas Matrikulasi yang sesuai jadwal akan berlangsung selama kurang lebih 14 minggu. Jadwal kegiatan dan materi sudah diberikan diawal. Lagi..lagi...disini kita dituntut mampu mempunyai karakter Aktif, Tepat Waktu, Komitmen, Konsisten, Belajar, Kerjasama, Kontribusi dan Solidaritas. Di kelas Matrikulasi ini mulai ada tugas-tugas yang diberikan yang disebut dengan NHW (Nice Home Work). Tugas yang diberikan ada penilaiannya yang akan berpengaruh pada kelulusan di kelas ini. Kelas Matrikulasi merupakan kelas dasar untuk dapat memasuki IIP dan mendapatkan materi-materi yang akan baik bagi pribadi dan keluarga.

Grup WA pun semakin ramai dengan chat dan diskusi bersama teman sekelas dan fasilitator terkait materi dan tugas yang harus dipelajari, dipahami dan dikerjakan dengan deadline yang super ketat pastinya. Sebagai contohnya: Materi diberikan setiap pukul 09.00 pagi, Diskusi dilakukan setiap pukul 20.00 - 21.00 wib dan sesuai kontrak belajar semua peserta diwajibkan absen kelas 15 menit sebelum pelaksanaan diskusi, kemudian tugas dikumpulkan maksimal pukul 09.00 pagi esok hari nya atau malam harinya atau batas waktu tertentu yang diberikan oleh fasilitator. Kekompakan kelas harus tetap dijaga dengan ditunjuknya 1 ketua kelas yang dibantu oleh Korming atau Koordinator Mingguan. Ada tim colekers yang tugasnya mencolek peserta yang belum melakukan absen kehadiran di kelas diskusi.

Kenapa saya tertarik ikut IIP ini? karena saya merasa konsep yang disampaikan IIP sangat cocok dengan saya yang sedang belajar meningkatkan kualitas diri saya menjadi seorang istri dan ibu. Saya merasa belum dapat menjalankan peran sebagai ibu dengan cukup baik. Yang berkesan di awal adalah aliran rasa pada pelaksanaan Stadium Generale semalam dimana Ibu Septi selaku founder IIP menjawab semua jawaban atas pertanyaan yang disampaikan oleh peserta dengan hati. Panggilan jiwa sebagai seorang istri dan seorang ibu yang mempunyai tugas untuk mendidik anak-anak. Beliau menyampaikan seorang ibu itu mempunyai peran membangun peradaban, oleh karena itu mendidik 1 orang ibu sama dengan mendidik 1 peradaban.

Dimanapun kita ditakdirkan, baik menjadi ibu bekerja di ranah domestik maupun di ranah publik kita tetap dituntut untuk menjadi Ibu Profesional. Seorang yang dikatakan Profesional adalah seorang yang memiliki keahlian. Seorang Ibu harus memiliki keahlian, bagaimana mungkin dia akan mendidik anak apabila tidak mempunyai keahlian. Ketika anak sakit, ibu harus bisa menjadi seorang dokter yang memberikan kenyamanan bagi anaknya. Ketika anak lapar, ibu harus menjadi seorang koki untuk meracik masakan buat anaknya. Ketika mendampingi anak belajar, ibu harus menjadi seorang guru yang membuka wawasan baru untuk anaknya. Itulah mengapa seorang ibu harus pintar, jangan salah seorang ibu itu bergelar MSI (Master Segala Ilmu).

Semoga setelah mengikuti tahapan dan proses pada kelas Matrikulasi ini Aku bisa memperbaiki diri dan mengupgrade ilmu dalam mendidik anak-anak dan menjadi Ibu yang profesional...Aamiin. Semoga aku lulus Matrikulasi IIP ini...Aamiin

Siapa yang belum tahu tentang IIP? Atau kelas matrikulasi?...segera tengok ya websitenya IIP di www. ibuprofesional.com.. dan bagi teman-teman yang mempunyai pengalaman pernah mengikuti kelas Matrikulasi IIP ini bisa sharing di komen blog aku ini ya.....doakan ya Aku lulus kelas Matrikulasi ini (nervous, deg-deg an dan panik..itu rasa nano-nano yang aku rasakan dengan deadline tugas yang super ketat, materi baru yang harus dipelajari dan dipahami, tugas yang unik dan mantap dalam melibatkan aplikasi dan gadget)



Komentar