(Matrikuliasi) Ilmu apa yang ingin aku pelajari? ~ Revisi NHW#1


Sebelumnya aku pernah menulis tentang harapan aku atau mimpiku di minggu kemarin. Boleh kok kalo mau dibaca lagi..disini ya I have a dream. Tulisan kali ini pun masih merupakan tahapan kegiatan baru yang sedang aku jalani di kelas Matrikulasi IIP Batch 3 ini. Materi pertama yang aku dapatkan adalah tentang ADAB MENUNTUT ILMU. Ternyata yang namanya menuntut ilmu itu ada adab nya loh..ada norma nya..ada aturannya..gak sembarang kita datang, berguru, kemudian pulang (emang dari perguruan silat mana 😁). Salah satu yang aku merasa tertampar adalah bahwa kita harus menghilangkan pikiran yang melintas tentang "ah, aku sudah tahu tentang ilmu ini". Apabila ini terlintas di awal kita mendatangi suatu kajian ilmu maka artinya adalah kamu sudah kehilangan salah satu kesempatan untuk mendapatkan harta karun yang luar biasa hebat. Kenapa bisa demikian? karena ketika itu terlintas di benak dan pikiran kita maka kita langsung menutup diri dari informasi yang akan disampaikan karena kita sudah merasa bisa..kita sudah merasa tahu....dan parahnya..kita sudah merasa pintar. Rugi kan?

Aku terkadang melakukan itu dan pada akhirnya memang terbukti, aku tak dapat apa-apa yang ada adalah selama di ruang itu aku menjadi bosan dan jenuh. Dari materi pertama yang kudapat di kelas Matrikulasi IIP ini aku tersadar (dari tadi pingsan mbak? 😂), bahwa ketika kita akan menuntut ilmu itu harus dimulai dari pemahaman penting tentang adab. Adab ini merupakan pondasi utama untuk meraih tahapan berikutnya yaitu proses pengamalan akan ilmu tersebut. Aku termasuk orang yang senang mencari ilmu, namun  biasanya aku hanya simpan ke dalam direktori di dalam sel dan simpul syaraf di kepalaku saja tanpa aku berusaha untuk mempraktekan apalagi mengamalkannya..alhasil adalah aku terlalu banyak menyimpan teori-teori di dalam kepalaku. 

Dalam hidupku yang sudah hampir 40 tahun ini (ih..sudah tua donk), aku masih ingin belajar tentang ilmu manajemen waktu. Sudah terlambatkah? Menurut aku siy belum, tidak ada kata terlambat di dalam belajar. Dalam Islam sudah dijelaskan bahwa usia 40 tahun adalah usia persimpangan dimana manusia dihadapkan pada jalan baik atau jalan buruk. Pastinya aku akan berusaha menuju jalan baik. Seperti halnya di usia hampir 40 tahun ini, aku baru bergabung di dalam IIP. Apakah salah? Menurut aku pun tidak, aku yakin ada rencana indah dari Allah SWT untuk aku, mengapa aku diperkenalkan dengan IIP ini. Bisa jadi masih banyak yang kurang dari diriku yang harus diperbaiki untuk bekal menuju ke usia 40 tahun akan aku temukan di IIP ini (optimis itu HARUS!). Buktinya aku sadar, bahwa selama ini aku sangat kurang terkait ilmu manajemen waktu...pada akhirnya Allah SWT menunjukan jalan..."Nov, kamu ikutan IIP deh, nanti ada materi dan tugas yang bisa membuka pikiran kamu, yang bisa menuntun kamu tuh berubah, sebelum kamu memasuki usia 40 tahun"...alhamdulillah, terwujudlah itu (love banget deh).

Waktu adalah pedang "jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu" maka pergunakan waktu sebaik-baiknya. Daaaannn...inilah yang selama ini aku lakukan yaitu tak pergunakan waktu dengan baik. Lalu mengapa baru sekarang aku ingin mempelajari tentang ilmu manajemen waktu? Apakah tak boleh? Apakah aku tak boleh berubah menuju ke jalan hidup yang lebih baik di semesta universitas kehidupan ku ini? Memang aku sudah cukup banyak menyia-nyiakan waktuku, namun aku masih punya kan waktu kedepan yang dapat kuperbaiki (semoga Allah SWT masih memberiku kesempatan...aamiin). Jadi kembali ke mengapa aku ingin belajar tentang ilmu manajemen waktu adalah karena aku ingin memperbaiki diri. Aku merasa dampak dari manajemen waktu yang tidak baik  yang selama ini aku rasakan adalah aku jadi stres, aku jadi sering bad mood, gak kreatif, lebih banyak malasnya, maunya santai saja dan pada akhirnya semua tugas gak beres. Manajemen waktu yang buruk selama ini membuat aku menjadi orang yang sangat tidak produktif. Oleh karena itu, Aku ingin memperbaiki diri dan berubah menjadi pribadi yang lebih produktif (Ayooooo NOVYA, kamu BISAAAAAA!!!!!!).

Pertimbangan lain terkait ilmu yang ingin aku pelajari ini adalah sebagai seorang perempuan yang sudah berperan sebagai istri dan ibu, pastinya kemampuan untuk mengelola waktu dengan baik sangat diutamakan. Selain berperan secara fisik kehadiran kita, kita pun juga harus pandai memanfaatkan waktu yang ada untuk meningkatkan kualitas diri kita dengan mengisi diri kita akan ilmu-ilmu lain. Pastinya sangatlah banyak ilmu lain yang harus aku pelajari di Universitas Kehidupan ini seperti ilmu pendidikan dan pengasuhan anak, ilmu menjadi istri yang salihah, ilmu menjadi anak yang salihah, ilmu komunikasi karena peran kita di masyarakat, ilmu mengurus rumah dari mulai kamar tidur sampai dengan dapur. Semua ini akan berjalan dengan baik apabila aku sudah mampu melakukan pengelolaan waktu yang baik. Tidak mungkin aku akan belajar selama 24 jam full setiap hari nya..trus kapan aku istirahat? kapan aku mengimplementasikan? kapan aku diskusi? kapan aku bersosialisasi? kapan aku berinteraksi bersama anak?..kalo 24 jam full kita belajar semua ilmu tadi.

Setelah aku menentukan ilmu apa yang ingin aku pelajari dan perbaiki, rasanya aku pun harus mulai menyusun strategi untuk pembelajarannya (analisa sendiri, mikir sendiri, nyari obat sendiri hehehehe). Bermodal kajian analisis pentingnya manajemen waktu dan adanya motivasi bahwa manajemen waktu itu sangat aku butuhkan, maka yang harus aku lakukan adalah menancapkan pondasi yang kuat dahulu tentang KOMITMEN dan KONSISTEN. Dua saudara kembar ini harus aku ikat kuat dalam diriku karena tanpa keduanya aku pasti akan sulit untuk menuntut ilmu tentang manajemen waktu ini. Selain itu...NIAT yang lurus, TEKAD yang kuat..dua kombinasi ini juga penting untuk mengikat dua saudara kembar tadi. Apakah aku harus menjalankan sendiri? rasanya tidak......kalau strategi ini aku jalankan sendiri, aku yakin, aku pasti akan sering melanggarnya.

Nah...trus mau dengan siapa? Aku akan minta partner hidupku yaitu Pak Suami untuk menjadi wasit garisnya. Beliau bertugas membunyikan peluit ketika aku sudah keluar dari pagar strategi ku. Beliau partner terbaikku terutama dalam hal kebawelannya mengingatkan ku dalam semua hal selain manajemen waktu (Love you Pak Suami hehehe). Oia..satu lagi yang akan kujadikan alarm yaitu Duo Fajar Junior. Mereka bertiga tergabung dalam rombongan tanjidor "deFajar Family". Kenapa anak-anak dijadikan alarm? karena menurut aku ketika aku tidak patuh pada strategi pembelajaran ilmu manajemen waktu ini yang sudah kususun, maka aku akan kehilangan momen indah pertumbuhan mereka. Mereka akan semakin tumbuh besar dan mulai menjadi pribadi sendiri yang kemana-mana sudah tidak mau bersama Ayah dan Ibu nya. Dan aku tidak mau kehilangan momen dimana mereka masih ingin dekat bersamaku.

Apalagi yang harus kupersiapkan untuk menuntut ilmu manajemen waktu ini ya? Pastinya aku harus berubah...bukan dari gendut menjadi langsing, namun dari pemalas menjadi perajin. Aku tahu aku mempunyai kebiasaan menunda pekerjaan, jadi hal ini yang pertama kali harus aku basmi. Menunda pekerjaan ini lah yang pada akhirnya membuat stres menumpuk (OK, for NHW berikutnya kudu segera dikerjakan ya..jangan mengumpulkan menjelang deadline!). Kemudian aku harus patuh pada jadwal yang sudah kususun sendiri, mulai dihilangkan sikap "NTAR NTAR". Membaca kiat-kiat melakukan manajemen waktu, buat catatan sesuai pemahaman sendiri, kemudian susun rules untuk diri sendiri yang selanjutnya diserahkan pada tim pengawas (rombongan tanjidor ku). Yang pasti dan utama adalah Aku juga harus segera memperbaiki waktu sholatku yaitu harus ontime, dengar adzan langsung bergerak untuk sholat, bukan seperti sekarang ini yang suka molor (istighfar Nov.....)...ingat ini "PERBAIKI SHOLATMU AGAR ALLAH MEMPERBAIKI SEGALA URUSANMU".

Ini analisaku, ini motivasiku, ini strategiku, ini perjuanganku...semoga BERHASIL!...aaamiin.

#KelasMatrikulasiBatch6Bandung3 #NiceHomeWork1 #InstitutIbuProfesional #2018

Komentar