(Matrikulasi) Sudah Profesional kah diriku sebagai Perempuan? ~ Revisi NHW#2


Taraaaa....next homework at Matriculation Class of IIP. PR kali ini semakin mantap mbak bro..kudu mikir, tapi mikirnya gak berat kok karena buat diri sendiri jadi dikerjakan dengan santai tapi tetap serius. Mulai mabok ya?....Iya, tapi aku rapopo...yang penting jadi tambah cerdas. PR ini saling bersambung dari tugas pertama dengan tugas kedua ini, kurikulum yang mantap...emang seperti sedang kuliah kok. Kuliah di Universitas Kehidupan menimba ilmu-ilmu yang wajib dipelajari untuk mengarungi bahtera kehidupan baik sebagai seorang perempuan, istri maupun sebagai seorang ibu. Setelah kemarin kami berdiskusi tentang Adab Menuntut Ilmu, yang kami dihadapkan pada tahapan pertama yaitu menentukan satu ilmu yang prioritas akan dipelajari di Universitas Kehidupan, beserta alasan dan strategi yang disusun untuk menuju ke arah perubahan hidup yang lebih baik, maka kali ini kami mulai belajar bagaimana menentukan indikator-indikator profesionalisme sebagai seorang perempuan yang akan mempunyai banyak peran.

Apakah memang seorang perempuan harus profesional? trus siapa yang akan menerbitkan sertifikat untuk menguji tingkat profesionalismenya?
Pernah dengar tentang "kaidah 10.000 jam terbang?". Kaidah 10.000 jam terbang adalah sebagai berikut:
Untuk menjadi ahli dalam bidang apa pun seseorang harus melewati latihan yang dibutuhkan untuk menjadi ahli, yakni minimal 10.000 jam
Angka 10.000 jam ini adalah angka dari hasil sebuah riset yang dilakukan peneliti (Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul “Outliers”) untuk menentukan kapan seseorang dikatakan sebagai seorang ekspert atau dengan bahasa sederhana "Seorang Ahli atau Pakar atau Profesional" 

Lalu...apakah aku sudah profesional menjadi seorang perempuan, seorang istri dan seorang ibu?..apabila belum, berapa lama waktu yang harus aku butuhkan untuk mencapai 10.000 jam aku atau untuk menjadi seorang ahli?😂

Menurut aku, semua peran yang kita jalani di Universitas Kehidupan ini harus profesional. Semua harus mempunyai keahlian baik sebagai seorang anak, sebagai orang tua, sebagai manusia makhluk sosial, sebagai pekerja, sebagai leader, sebagai RT/RW/Lurah/Camat/Bupati/Presiden. Nah...apabila dari usia aku sudah dinilai terlalu tua, maka mengejar menuju 10.000 jam pertama aku harus dengan ekstra. Oleh karena itu, Profesionalisme yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas/amanah sesuai perannya dan ini menurut aku akan terletak pada kemampuan mengelola waktu. Nah...kenapa di NHW #1 aku ingin mempelajari ilmu tentang manajemen waktu

Aku sebagai perempuan, dalam waktu yang bersamaan harus menjadi seorang istri, seorang ibu dan menjadi diri sendiri seorang perempuan. Apabila kita tidak mempunyai keahlian dalam mengatur waktu dan fokus maka semuanya dapat berantakan dan tidak akan tercapai kebahagiaan dan kedamaian hidup dan yang lebih parah akan jauh dari rasa syukur. Nah..di NHW#2 ini kami belajar bagaimana kami menyusun indikator profesionalisme yang nantinya dapat mendukung perwujudan strategi yang sudah kita susun.


Penyusunan Indikator Profesionalisme Perempuan dengan menggunakan konsep SMART (SPECIFIC, MEASURABLE, ACHIEVABLE, RELEVANT, TIME-BOUND). Sedikit menjabarkan arti dari SMART ini dari hasil hunting ilmu beberapa hari dan sisa memori hasil pelatihan Kaizen dari kantor.
S = Sasaran kinerja harus bersifat spesifik. Artinya harus secara rinci dan detil menggambarkan apa yang ingin kita raih
M = terukur. Artinya sasaran kinerja yang kita susun dapat diukur baik dengan mencantumkan volume berupa kuantitas kegiatan
A = tercapai. Artinya target yang ditetapkan masih bisa dicapai dengan dukungan sumberdaya yang tersedia atau kemampuan diri kita. Target ini harus memperhatikan prinsip "stretching goals" (menggantungkan target setinggi dan sejauh mungkin).
R = berhubungan. Artinya sasaran kinerja yang ditetapkan bersifat relevan/berhubungan dengan tugas pokok dan tanggung jawab yang kita emban
T = target waktu jelas (berbatas waktu). Artinya sasaran kinerja yang kita susun memiliki target waktu yang jelas.

Terkait indikator sebagai individu dalam hal ini aku sebagai seorang perempuan, aku berusaha mengulik diri sendiri melalui brainstroming manual. Apa yang ingin aku perbaiki? apa yang masih kurang? apa yang ingin aku pelajari? apa yang ingin aku telateni? dari situ keluar poin-poin yang menurut aku dapat kujadikan sebagai indikator penilaian diriku. Indikator ini aku kelompokan menjadi 3 sub, yaitu spiritual, pengembangan diri dan sosial.




Indikator diriku dari sisi Spiritual, walo belum banyak, ini saja sudah cukup untuk tahap saat ini dan semoga bisa istiqomah...aamiin.











Indikator aku sebagai makhluk sosial yang harus menjaga silaturahmi dengan orang tua, saudara dan lingkungan sekitar ku.





Indikator aku sebagai makhluk punya akal yaitu perlu pengembangan diri dan wawasan.




Terkait indikator sebagai istri dan ibu, aku melakukan diskusi dengan suami dan anak sulungku. Walo jawaban yang diberikan sangat sangat umum dan global, aku pun harus mencoba mendetilkan agar indikator ini bisa lebih spesifik. Jawaban mereka berdua yang sangat global ini bukan hal ringan, karena apabila didetilkan maka akan menjadi sangat berat hehehehe.

"Yah, aku dapat tugas NHW#2 niy?"...bantu aku ya, aku mengajukan permintaan ke pak suami. Aku kasih tugas ke pak suami untuk dibaca, trus aku nanya lagi.."Yah, istri yang bagaimana yang akan membuat ayah merasa bahagia?"...ntar jawabannya kirim via WA ya Yah....pak suami jawab..."wah, panjang banget soalnya, perlu waktu khusus niy". trus besoknya dikirim lah via WA setelah ditanyakan lagi...dan...jawabannya ya seperti di atas global sekali. Aku pun sedikit protes...."yakin Yah, hanya ini aja?...jawabnya..."mau ditambah lagi?"..masih ngeyel aku nya..."berat badan ideal, cantik, manis, menawan gak dimasukan Yah?"...jawab suami lagi..."semua sudah masuk di poin no. 5 (sambil ditambah emoticon smile)"....jadi poin 5 jawaban dari suami itu luaaaaaassss artinya..................seluaaas samudraaaaaaaa...hehehehe.

Selanjutnya nanya ke kak Iya (anak sulungku). "Kak, ibu yang seperti apa yang bisa membuat Kak Iya bahagia?"...dia jawab sambil cuek..."pasti buat tugas kuliah ibu ya?, bentar aku mikir dulu ya bu"...setelah beberapa saat dia keluar sambil bawa coretan gambar dengan tulisan "aku ingin ibu mendoakan aku jadi anak yang shalihah"....Ya Allah ini kan general banget....ibu selalu mendoakan kamu menjadi anak yang shalihah, tapi juga harus membimbingmu menjadi anak yang shalihah, sebelum membimbingmu menjadi anak yang shalihah maka ibu harus menjadi seorang ibu yang shalihah yang juara. Baiklah inilah tantangannya. Mari kita terima, jalani dan syukuri.


jawaban hasil diskusi dengan suami dan anak sulungku 😃




Indikator aku sebagai seorang Istri yang belajar dan menuju ke Istri Salihah..aamiin.



Indikator aku sebagai Ibu yang ingin menjadi Ibu Juara di mata duo fajar junior...aamiin.








Alhamdulillah done, ilmu manajemen waktu mulai dipelajari dan dipraktekan semangaaatttt.

Nice Homework #2
#kelas matrikulasi IIP batch 6 - Bandung 3

Komentar